Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Di sini

Disini Aku masih menjaga setiap janji Dari titik dan koma pun aku mengingat Dan hingga kini aku pun sanggup menjalani itu Namun yang tak lagi dapat kupahami Sebenar nya apa rasamu padaku Apa hanya kosong saja Apa hanya karna ingin saja Atau mungkin yang mustahil adalah Kamu masih menyayangi ? Namun ego yang memisahkan kita Apa hingga dunia lagi tak sama

Kenapa ?

Saat kepergianmu itu Aku berusaha menepati ucapku Dan ada sesuatu yang tak mungkin aku ucap Dan membuatku semakin yakin Untuk tetap berdiri dikakiku sendiri Hingga nanti 1-2 tahunku untuk memutuskan Apa yg akan menjadi baik untukku Belum ada hitungan ratusan Kenapa kamu datang kembali Mengenang kembali masa lalu kita Membuatku menjadi berantakan Ingin bahagia namun kembali kau menghancurkan

Suatu waktu

Ada yang jatuh petang ini Bekas tetes kemudian larut bersama Lalu menyatu mengalir Entah kemudian dipertemukan lagi atau tidak Semakin semilir hembusnya Menusuk seperti membekukan Ada yang berhembus bebas Ada pula yang kemudian terjebak Reda pada akhirnya Sebagian senang dibuatnya Sebagian di antaranya kacau karenanya Tapi pernah sama sama merasa keduanya Hingar bingar rintiknya terganti; Dengan senandung elegi sunyi. Perlahan beribu kata hadir Dan debar sepi kembali. /ii/ Sebuah cerita mencinta kurangkai, Perlahan. Hati hati penuh teliti. Entah diizinkan tertulis atau tidak. Ruang mencinta yang semula sepi Tentangmu; sedikit terisi. Hingga, pada akhirnya menyempitlah ruang itu; Olehmu. Terjebak lah aku untuk tempat itu; Denganmu. Aku memutuskan tinggal, Di lain sisi, kau berusaha mencari pintu keluar. Hingga, kemudian aku sendiri. Tanpamu dan masih sama untuk tempat itu Jikalau kau mencari teduh suatu waktu nanti Tolong kembali, dan bawa aku, sesukamu....

Dan

Di hadapanmu hanya ada sore yang ganjil, senja yang patah, dan ingatan-ingatan yang tak luput di hadapan waktu. Mungkin seperti itulah cara kerja ingatan, tidak pernah membuat kita benar-benar melupakan seseorang. Tak seperti jejak pada pasir pantai yang dihapus gelombang, ingatan adalah detik yang dikekalkan waktu. Ia hadir lewat lagu, lewat aroma tubuh, atau tanggal-tanggal pada kalender. Kamu merindukannya. Masih. Tak pernah berkurang sejak pertama kali kamu bertemu dengannya. Sebelum kalian menjadi asing, sebelum cinta usang. Seperti aliran sungai kalian mengalir, meski pada akhirnya tak berakhir pada hilir yang sama. Kamu mencintainya, masih. Tapi baginya, cinta saja tak cukup. Orang dewasa memiliki banyak pertimbangan yang rumit, terlalu rumit untuk dipikirkan. Tapi kamu selalu yakin, bahwa cinta adalah perjudian dan meskipun kalah, kamu akan kalah dengan kebanggaan bahwa telah memperjuangkan sesuatu atas nama kebahagiaan. Dan sore masih ganjil, senja masih patah. Bagi mereka...